Program Peningkatan Pendapatan Perempuan Melalui Pendirian Pabrik Kerupuk Tiram

Perempuan secara berkelompok mencari tiram di muara sungai
Mencari tiram, adalah sebuah pekerjaan yang banyak dilakukan oleh banyak perempuan (istri dan anak nelayan miskin) di hampir sepanjang pesisir yang memiliki kawasan tambak dan muara sungai mulai dari pantai barat, utara hingga timur Aceh. Pekerjaan ini biasa dilakukan saat air sedang air laut surut. Meski tergolong jenis pekerjaan yang tidak ringan, penghasilan rata-rata 10rb hingga 20rb rupiah per hari, namun inilah satu-satunya pilihan yang dapat ditekuninya. 

Tiram segar, hasil tangkapan
Mencari tiram adalah pekerjaan yang sudah dilakukan oleh kebanyakan perempuan secara turun-temurun. Rangkaian pekerjaan ini dimulai dari mencari dan mengumpulkan tiram dari muara sungai, memisahkan dari cangkan gnya dan kemudian menjualnya dengan cara menjajakan di pinggir jalan atau ke rumah-rumah warga. Tiram hasil buruan yang telah dipisahkan dengan kulitnya itu biasanya dijual per kaleng susu senilai Rp 5.000,-. Menjajakan sendiri tiram hasil tangkapannya, tentu menyita lebih banyak waktu mereka.

Kami percaya bahwa pada dasarnya keuntungan yang terbesar pada berbagai produk komiditas justru terletak pada jalur tata niaga serta pengolahan dan pemasaran produk olahan. Disamping itu juga harga jual produk olahan lebih stabil bila dibandingkan dengan harga jual produk primer (bahan baku). Demikian juga dengan produk tiram (oyster) hasil buruan yang selama ini dijual mentah dapat ditingkatkan nilainya dengan mengolah menjadi aneka makanan olahan seperti kerupuk tiram.
Proses Pembuatan Kerupuk Tiram

Tidak ada komentar:

Tajuk

Transformasi Yayasan Matahari Menjadi Kewirausahaan Sosial

Selama bertahun-tahun, LSM mengandalkan donor, perusahaan, atau individu dermawan untuk menghasilkan dana operasionalnya. Namun, banyak da...