Program Mbangun Kampung


Background

Tingginya Angka Kemiskinan Pedesaan
Kabupaten Cilacap memiliki wilayah terluas di provinsi Jawa Tengah dengan 24 kecamatan dan 284 desa/kelurahan. Salah satu permasalahan yang sampai kini masih dihadapi pemkab Cilacap adalah kemiskinan. Angka kemiskinan di kabupaten Cilacap menempati urutan tiga besar di Jateng. Permasalahan ini bisa menjadi potret dari hasil pembangunan sekaligus muara dari setiap persoalan pembangunan. Sebab tinggi rendahnya tingkat kemiskinan itu akan menggambarkan permasalahan pembangunan baik dari sisi ekonomi, politik maupun sosial budaya.

Gotong-royong membangun kampung
Kecamatan Majenang adalah kecamatan yang memiliki jumlah penduduk miskin terbanyak dari 24 kecamatan yang ada. Desa Cilopadang adalah satu desa dari 56 desa/kelurahan di Kabupaten Cilacap yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi yaitu mencapai 26% yang tersebar di beberapa kecamatan.

Terbatasnya Lapangan Kerja dan Urbanisasi
Data Dinas Tenaga Kerja kabupaten Cilacap menyebutkan banyaknya pencari kerja yang mendaftarkan diri di dinas tersebut mengalami peningkatan dari 19,349 orang pada tahun 2011 menjadi 20,796 orang di tahun 2012. Dan sebagian besar pencari kerja berpendidikan SMA. Terbatasnya lapangan kerja menjadikan tidak semua pencari kerja dapat segera ditempatkan. Penempatan tenaga kerja melalui Dinas Tenaga Kerja tahun 2012 sebanyak 7,888 atau hanya sebesar 37.93% dari jumlah pencari kerja yang kesemuanya merupakan penempatan kerja keluar daerah seperti Jabodetabek + Bandung dan keluar negeri (TKI).

Penempatan kerja keluar daerah dan atau keluar negeri ini pun hanya dapat diakses oleh mereka yang memiliki modal dana, sementara warga miskin yang tidak sanggup membiayai keluarganya bekerja keluar daerah atau keluar negeri banyak menjadi pengangguran.

Sempitnya Lahan Pertanian 
Data matapencaharian penduduk menunjukan bahwa mayoritas penduduk adalah petani dan buruh tani. Dengan jumlah total luas lahan pertanian sebesar 608 Ha maka rata-rata petani hanya memiliki lahan seluas 0,32 Ha. Dan jika dihitung dengan jumlah buruh tani yang ada maka petani dan buruh tani rata-rata mengerjakan lahan seluas 0.2 Ha. Padahal ideanya seorang petani dapat mengelola 2 Ha lahan. Sementara untuk perluasan lahan adalah hal yang tidak mungkin. Maka perlu dicari alternative lain untuk meningkatkan pendapatan petani.

Perilaku Bertani yang Tidak Ramah Lingkungan
Untuk mengenjot produksi para petani biasanya menambah dosis pupuk kimia pada tanaman padinya. Meski usaha ini dapat meningkatkan produksi tapi ini juga sekaligus meningkatkan biaya produksi. Akibatnya keuntungan petani tidak juga meningkat. Belum lagi kerusakan tanah yang diakibatkan oleh pupuk kimia.

Dalam penanganan limbah, limbah pertanian selama ini hanya terbuang dan dibakar sehingga berpotensi merusak lingkungan baik struktur tanah maupun udara. Dilihat dari produksi padi dan palawija desa Cilopadang menghasilkan padi 3,641 ton dan jagung 43 ton yang berarti juga menghasilkan limbah pertanian setara dengan 3,684 ton. Jika diolah dan dimanfaatkan untuk pakan ternak maka akan cukup dapat menghidupi 1,000-2,019 ekor ternak kambing pertahun (asumsi kebutuhan pakan 5-10 kg perekor/hari) atau 200-336 ekor ternak sapi/kerbau dewasa pertahun (asumsi asumsi kebutuhan pakan 30-50 kg perhari/ekor).

Lokasi Program

Desa Cilopadang, kecamatan Majenang memiliki luas wilayah 4.45 km dengan jumlah penduduk 7,350 (1,797KK) terdiri dari 3,631 laki-laki dan 3,719 perempuan dengan rata-rata anggota keluarga 4, memiliki kepadatan penduduk 1,652 per km. Tingkat pertumbuhan penduduk cukup tinggi yaitu pada 2011 mencapai 9.70%. Data matapencaharian penduduk mayoritas adalah petani dan buruh tani. Rincian matapencaharian penduduk secara lengkap dapat dilihat pada table[1] berikut;

Mata Pencaharian
Petani
Pertambangan/ galian
Industri
Bangunan
Perdagangan
Angkutan/ komunikasi
Jasa
Lainnya
1,898
9
75
104
358
63
628
77
Banyaknya Buruh dan Pegawai
Buruh Tani
Buruh industri
PNS
Buruh Bangunan
TNI/Polri
Pensiunan
Pengusaha
1,097
45
75
105
3
36
619

Data matapencaharian penduduk menunjukan bahwa mayoritas penduduk adalah petani dan buruh tani. Dengan jumlah total luas lahan pertanian sebesar 608 Ha maka rata-rata petani hanya memiliki lahan seluas 0,32 Ha. Dan jika dihitung dengan jumlah buruh tani yang ada maka petani dan buruh tani rata-rata mengerjakan lahan seluas 0.2 Ha. Padahal idealnya seorang petani dapat mengelola 2 Ha lahan.


[1] Majenang dalam angka 2012 diolah.


Aktivitas Utama


  1. Pembangunan infrastruktur kecil
  2. Pemulihan matapencaharian melalui kegiatan integrasi pertanian-peternakan
  • Pelatihan yang terdiri dari; a) Teknik pengelolaan ternak terintegrasi. b) Teknik Pengolahan Limbah Pertanian (Jerami Padi dan Batang Pisang) sebagai Pakan. c) Pelatihan Pembuatan/Pengolahan Kompos
  • Pendirian/pengelolaan usaha ternak sapi terintegrasi; a) Pembuatan lahan hijauan. b) Pembuatan Bangunan Kandang Koloni, Bangunan Pengolah Pakan, Bangunan Pengolah Kompos dan Instalasi Biogas
  • Pendirian Sekolah Lapang dan Magang


Tidak ada komentar:

Tajuk

Transformasi Yayasan Matahari Menjadi Kewirausahaan Sosial

Selama bertahun-tahun, LSM mengandalkan donor, perusahaan, atau individu dermawan untuk menghasilkan dana operasionalnya. Namun, banyak da...