Program Ketahanan Pangan; Ruang Sempit untuk Budidaya Ikan

Kegiatan Budidaya Leledi Kolam Terpal
Budidaya ikan di kolam terpal ternyata dapat menjadi tambahan masukan keuangan keluarga. Dengan memanfaatkan lahan sempit di pekarangan rumah, setiap keluarga bisa memperoleh pendapatan tambahan bersih Rp 500.000,- per dua bulan per satu kolam.

Dengan manajemen yang baik kegiatan ini memiliki prospek bisnis yang cukup baik. Tidak hanya ikan lele. Ikan air tawar lainpun dapat dibudidayakan di kolam ini. Jika memiliki keterbatasan modal, terutama untuk membeli pakan yang semakin mahal. Kita dapat memilih ikan jenis herbivora seperti ikan Gurame atau Nila. Untuk pakannya kita dapat menanam pohon Cente (sejenis talas).

Strategi Meningkatkan Hasil

Abdullah; peserta Program Memasuki Masa Pensiun kerjasama
PT Lafarge Cement Indonesia (LCI) dan Yayasan Matahari
Ada dua cara untuk meningkatkan pendapatan dari usaha ini yaitu;
1. Mengurangi biaya produksi; komponen biaya terbesar ada pada pakan. Mencari alternatif pakan yang berkualitas dan murah adalah solusinya. Jika belum bisa memproduksi sendiri pakan dalam bentuk pelet, Ada banyak pakan alternatif diantaranya pakan alami Azzollae, daun talas atau sente, cacing sutera dan limbah makanan. Disamping itu, pemberian pakan yang tepat juga akan berdampak pada pertumbuhan yang cepat.

2. Meretas jalur distribusi dan pemasaran; Menjual ke pedagang pengepul adalah langkah praktis yang biasa dilakukan oleh pembudidaya. Namun akan lebih baik jika kita bisa menjual produk yang dihasilkan langsung ke konsumen (end user). Yayasan Matahari menfasilitasi peserta program untuk mengidentifikasi pasar lokal dan menemukan konsumen yang potensial.

Pembuatan Kolam Terpal

Berikut cara mudah membuat kolam ikan dengan biaya yang relatif murah, yaitu dengan membuat kolam terpal ukuran 4 m x 8 m (luas kolam 32 m2) dan kedalaman air kurang lebih 90 cm.
Bahan :
1. Terpal (standar untuk kolam) lebar 6 x 10 m.
2. Sekam kurang lebih 3 kubik.
3. Batako/bata merah untuk penguat (jika kolam dengan menggali tanah), Kayu untuk rangka (jika kolam terpal di atas tanah)

Cara pembuatan :
1. Cari posisi tanah yang langsung kena sinar matahari, minimal luas tanah 32 m2 ;
2. Buat kerangka dari kayu sebagai penopang terpal.

Untuk kolam di bawah tanah (gali);

2.a. Gali tanah dengan luas 32 m2 dengan kedalaman kurang lebih 50 cm ;
2.b. Tanah hasil galian tersebut digunakan untuk tanggul setinggi kurang lebih 40 cm ;
2.c. Padatkan supaya tanggul tersebut kuat serta permukaan tanggul diberi batako/bata merah;
3. Selanjutnya dasar kolam diberi sekam setinggi kurang lebih 10 cm ;
4. Terpal siap di pasang dan diisi air.

Sente (Allocatio Macrorrisza) sebagai Pakan Alami

Analisa Usaha Budidaya di Kolam Terpal

Berikut ini akan disampaikan analisa budidaya lele 8 m X 4 m dikolam terpal bagi pemula. Untuk tahap awal yang harus dipersiapkan adalah 2 hal:

A. Investasi infrastruktur jangka panjang
Point ini meliputi :
1. Terpal 10 m X 6 m kualitas A6 bertahan 5 tahun Rp. 360.000,-
2. Sekam 3 m kubik Rp. 10.000,-
3. Biaya gali kolam (jika model kolam gali) atau biaya pembelian kayu lat Rp. 200.000,- 

B. Modal 1 kali tebar
1. Benih 3.200 ekor size 4-6 cm, 100 ekor/m @ Rp. 100,- = Rp. 320.000,-. Benih ditebar paling cepat 1 minggu setelah penggaraman.
2. Garam Persiapan 1 kali tebar 2 ons/m = 6 kg kubik Rp. 5.000,-
3. Pakan 3,5 kuintal/350 Kg, 1kg pakan Rp. 6.560,-
4. Obat-obatan dan vitamin Rp. 10.000,-

Lama budidaya 2 bulan dengan hasil panen :
1. 1 kuintal lele konsumsi
2. Size 7-12 ekor/kg

Kesimpulan analisa budidaya kolam 8 m X 4 m adalah :
“setiap 1.000 ekor benih, 1 kuintal pakan akan menghasilkan 1 kuintal lele konsumsi”

Atau dengan kata lain untuk modal 1 kali tebar/1 kali budidaya per 1000 ekor adalah :
1. Benih 1000 ekor, @ Rp. 100,- = Rp. 100.000,-
2. Garam 2 ons/m = 6 kg kubik Rp. 5.000,-
3. Pakan 1 kuintal/100 Kg, 1kg pakan Rp. 6.560,- = Rp. 656.000,-
4. Obat-obatan dan vitamin Rp. 10.000,-
5. Penyusutan kolam 5 tahun Rp.50.000,-
6. Hasil panen 1 kuintal X Rp. 10.000 = Rp.1.000.000,-

Dari hasil analisa tersebut keuntungan budidaya kurang lebih 27 persen.Semoga bermanfaat. 

Market Day

Pendidikan bisnis dilakukan sejak dini.

Indonesia Development Marketplace


Penyerahan Piagam Penghargaan Pemenang Indonesia Development Marketplace oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara


Jualan Makanan Ringan, Pria Ini Jadi Orang Terkaya di Taiwan

Wahyu Daniel - detikfinance
Jumat, 31/05/2013 10:35 WIB

Pujo Basuki, Konsultan Bisnis
Direktur Eksekutif
Yayasan Matahari
Jakarta -Daftar orang terkaya terbaru di Taiwan kembali dirilis. Mungkin banyak yang belum mengetahui, orang terkaya di Taiwan saat ini sukses karena berdagang snackatau makanan ringan untuk anak-anak.

Orang terkaya di Taiwan adalah Tsai Eng-Meng. Dikutip dari Forbes, Jumat (31/5/2013), pria berumur 56 tahun ini mempunyai kekayaan senilai US$ 10,6 miliar atau Rp 100,7 triliun. Di dunia, Tsai menduduki posisi orang terkaya nomor 112.

Hal menarik dari Tsai, dia merupakan pengusaha makanan ringan di Taiwan yang berjuluk 'Chinese Snack Food King' atau raja makanan ringan di China. Dalam setahun, Forbes mencatat jumlah kekayaan Tsai bertambah US$ 2,6 miliar atau sekitar Rp 24,7 triliun.

Perusahaan makanan ringan milik Tsai adalah Want Want China Holdings. Makanan ringan yang dijual beragam bentuknya, seperti merek 'Me,me,me' yang merupakan minuman susu rasa pisang. Lalu yoghurt rasa es krim, kemudian beragam jenis kacang yang dijual dengan merek 'Tiao Dou',.

Namun sekarang, bisnis Tsai tidak hanya di sektor makanan saja, tapi juga sudah berekspansi ke bisnis media, yaitu kabel TV. Tsai juga memiliki bisnis hotel lewat San Want.

Belum cukup sampai di situ, Tsai juga memiliki bisnis di sektor keuangan yaitu lewat perusahaannya yaitu Waterland dan Union Insurance. (dnl/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS &Windows Phone. Install sekarang!

Tajuk

Transformasi Yayasan Matahari Menjadi Kewirausahaan Sosial

Selama bertahun-tahun, LSM mengandalkan donor, perusahaan, atau individu dermawan untuk menghasilkan dana operasionalnya. Namun, banyak da...